playlist

http://melodysale.com/search?aff=113&saff=d1_at_26t_4

Jumat, 04 Januari 2013

sepenggal kisah



Sepenggal Kisah Untuk Aqila

Ini adalah sepenggal kisah nyata yang aku alami. Kisah yang begitu teramat sangat mengiris  hati ku sepanjang perjalanan hidup ku. Pernikahan ku sudah berjalan 7 bulan, namun belum juga di karuniai buah hati. Hati was-was dan cemas, takut kalau-kalau aku tidak bisa memiliki keturunan. Tapi ternyata bulan ke-sembilan dinyatakan positif hamil, bahagianya hati ini, tak teras air mata pun berlinang, buah hati yang aku dan suami ku harapkan akan hadir ditengah-tengah kehidupan kami.
Hari demi hari, aku jalani dengan bahagia, dan perasaan yang…ahh entahlah, aku rasa semua wanita yang sedang hamil pasti merasakannya, perasaan bahagia akan menjadi seorang wanita yang sempurna dalam kehidupannya. ya, seperti itulah tanggapan umum di masyarakat, bahwa sesempurna seorang wanita adalah, menjadi seorang istri dan melahirkan sang buah hati dari pernikahannya. Dan sekarang aku merasakannya.
Hari berganti minggu, minggu berganti bulan, usia kehamilan ku sudah besar, sudah tinggal menunggu hari kelahiran. Hari yang kami tunggu-tunggu selama sembilan bulan. Buah hati kami, yang kami cintai, buah hati kami yang belum penah kami lihat, tapi begitu terasa dalam hati, cinta yang begitu sangat pada buah hati kami. Subhanallah, Tuhan yang Maha kasih memberikan cinta Nya dalam hati kami untuk seorang yang belum pernah kami temui sebelumnya. Buah hati kami.
Alhamdulillahirobbil’alamiin…ku ucapkan syukur pada Mu ya Rabb. Pagi ini aku masih bisa merasakan segala nikmat darimu, dan kebahagian yang selalu Engkau berikan untukku.
Assalamu’alaikum sayang” sambil mengelus perut ku yang sudah membesar karena hamil.
“ Bagaimana kabarmu hari ini dedek sayaaang…, semoga Allah selalu memberikan kesehatan pada mu  nak…sebentar lagi kita akan bertemu sayang…ibu tunggu kelahiranmu”
Saat ini aku telah mengandung seorang bayi, yang InsyaAllah menurut perkiraan akan segera lahir 2 minggu lagi. Hati ini teramat sangat bahagia dan tegang menunggu hari-hari kelahirannya. Insya Allah bayi kecilku nanti perempuan, bahagianya hati ini, walaupun awalnya yang aku harapkan adalah bayi laki-laki, tapi laki-laki atau perempuan yang Allah beri untukku, amanah ini akan aku sayangi dan ku rawat dengan seluruh kasih sayang yang akan ku berikan pada putriku seumur hidupku.
Satu minggu mendekati hari kelahiran bayiku, tapi belum ada tanda-tanda akan melahirkan, tidak ada mulas atau kontraksi seperti yang sering di katakan oleh teman-temanku yang sudah pernah melahirkan. Aku pun periksa ke dokter kandungan, dokter menyarankan untuk menunggu 1 minggu lagi, kalau ternyata tidak ada mulas aku di minta untuk kontrol lagi.
Satu minggu sudah aku menanti, tapi tak juga terasa apa-apa, aku sudah ikuti saran dari dokter untuk jalan tiap pagi sekitar setengah jam, jongkok, dan masih banyak lagi yang dokter sarankan untukku. Rasa khawatir terasa begitu amat sangat. Aku pun kontrol lagi, aku di USG, dan dokter menyarankan padaku untuk di rawat dan melahirkn hari ini juga. Setelah memutuskan untuk di rawat, dokter memeriksa denyut jangtung bayiku dengan CTG, dan hasilnya memang benar-benar aku harus segera melahirkan, karena jantung bayiku  sudah lemah, akhirnya aku harus di induksi, dirangsang agar terjadi pembukaan. Tindakan awal yang di lakukan dokter adalah memasang balon cateter untuk merangsang pembukaan. Sudah 12 jam aku menunggu tidak ada peningkatan,  pembukaan hanya bertambah 1, dari pembukaan dua jadi 3.
“Ya Rabb…tolong aku…”
Terus bertahan, berharap dan bersabar, hanya itu yang bisa aku lakukan saat itu.  Setelah 12 jam ternyata tidak berhasil, akhirnya aku di berikan infusan dengan obat suntikan oxytosin (perangsang) agar terjadi pembukaan. Sakit yang kurasa, beberapa kali terasa mulas dan mulas, tapi pembukaan tidak kunjung maju. Hanya diam di tempat. Setelah 3 jam menunggu dengan mulas yang begitu sangat, alhamdulillah pembukaan bertambah jadi pembukaan 5. Dokter selalu meyakinkan aku kalau aku bisa melahirkan bayiku dengan normal, tidak cesar.
Air mata ini tanpa sadar  mengalir, bukan karena sakit yang kurasa tapi karena aku takut, takut kalau ternyata aku tidak bisa bertemu dengan bayiku. “aku takut ya Rabb…aku takut kehilangan bayiku, aku ingin bersamanya seumur hidupku, bersamanya merawat dan menyayanginya seumur hidupku. Aku mohon Ya Allah, ku mohon pada Mu dengan segenap jiwa dan ragaku, aku ingin bersamanya ya Rabb…ku mohon Pada Mu ya Rabb…”
Menjelang maghrib, pembukaan bertambah menjadi pembukaan 6, “ya Rabb, aku tahu Engkau mendengarkan ku, aku tahu Engkau akan mengabulkan doaku, aku tahu Engkau tidak akan mengingkari janjimu dalam Kitab Mu yang Suci, bahwa Engkau akan mengabulkan setiap doa yang di panjatkan hamba Mu pada Mu ya Rabb….Ampuni aku ya Rabb, jika aku memaksa, aku bukanlah siapa-siapa, aku bukanlah hambamu yang taat, aku bukanlah hamba Mu yang suci, aku penuh dosa Ya Rabb, aku berlumuran dosa,…tapi ku mohon Ya Rabb…tolong kabulkan permohonan hambamu yang kotor ini, ampuni aku ya Rabb jikalau aku memang tidak tahu diri, aku hanya meminta dan meminta pada mu ya Rabb, tapi tidak pernah menjadi hamba yang taat pada Mu. Astaghfirullah.”
Perlahan tapi pasti, mungkin pepatah itulah yang bisa menggambarkan setiap pembukaan jalan lahir. Perlahan pembukan demi pembukaan terjadi sampai pembukaan sepuluh, pembukaan lengkap yang Alhambdulillah malam itu pukul 23.50 WIB, putri ku lahir dengan selamat dan sempurna. “Ya Rabb….Alhamdulillah, Alhamdulillah, Alhamdulillah, ya Allah…Terima kasih. Terima kasih Engkau mengabulkan doaku, terima kasih ya Allah, perjuanganku, suamiku, ibuku, kakakku, bidan dan dokter kandunganku 2 hari 2 malam ini Engkau berikan hasil yang teramat sangat luar biasa ya Allah….terima kasih ya Allah”. Air mata ini kembali mengalir, tapi bukan air mata kesedihan melainkan air mata bahagia, kebahagiaan yang Allah beri untukku, ya Allah ya Rabb…Alhamdulillahirobbil’alamin…
Laaailahaillallaaah…lirih suara azan berkumandang, suara suamiku, mengazani putri kecilku, ya Rabb…tak bisa berkata apa-apa, sakit yang luar biasa pun jadi tak terasa sedikitpun. Setelah selesai di azani, putriku di dekatkan padaku, ku kira akan dilakukan IMD (Inisiasi Menyusui Dini), tapi ternyata kondisinya tidak memungkinkan, putriku terinfeksi air ketuban ku yang berwarna hijau lumpur, maka ia langsung di bawa ke ruangan bayi untuk segera di konsulkan pada dokter dan di tangani untuk diberikan terapi pengobatan dengan anti biotik. Aku hanya mencium  pipinya, yang masih merah dan mungil. Ya rabb…aku ingin sekali memeluknya, mendekapnya, dan dan membiarkannya tidur dalam dekapan pelukan ku. Tapi  aku harus menyerahkannya pada suster untuk membawanya, karena aku khawatir dengan keadaannya.
 Assalamu’alaikum sayang…ini ibu nak…selamat datang sayang…putri kecil ibu”
Keesokannya…Saat yang ditunggu-tunggu pun akhirnya tiba juga, saat menyusui putri kecilku, putri mungilku, buah hatiku, cinta kasihku…terasa gugup dan gemetar saat mulai mengangkatnya dari box bayi, aku mulai mendekapnya di pelukan ku, ku cium kening dan pipinya, dan ku dekatkan di jantung ku, aku dekatkan dengan buah dadaku, aku mulai menyusuinya. Tak terasa bulir bening kembali mengalir di pipiku, ya Rabb…aku bahagia, Alhamdulillah…terimakasih ya Rabb….ya Allaaaaahhhh…………
Belaianku di keningnya seperti terasa dan tersampaikan padanya bahwa aku teramat sangat menyayanginya, matanya menatapku, berkedip dan menatapku lagi seolah dia pun ingin mengatakan ‘aku juga sayaang ibu’. Sambil ku belai wajahnya, aku perhatikan setiap detail wajahnya, begitu mungil, begitu cantik, pipinya yang gembil, merah ranum, ya Rabb…Engkau jadikan indah setiap mahluk ciptaan Mu. Perlahan puting susu ku di lepas olehnya, nafasnya agak tersengal-sengal, seperti capek, kemudian dia sambut lagi, dan dilepas kembali. Ada apa dengannya, apa dia tidak kuat karena ASI nya terlalu banyak ? Aku perhatikan lagi wajahnya, kenapa bibirnya berwarna biru keunguan, apakah memang warnanya seperti itu, mirip denganku, karena bibirku juga agak ungu. Ataukah karena efek dari anti biotik, ataukah karena infeksi air ketuban makanya bibirnya berwarna ungu? Tapi suster tidak bilang apa-apa padaku, mereka pasti bilang padaku kalau memang putriku ada masalah lain.
Kelahiran putriku sudah dua hari, tidak ada yang aneh selain kekuatannya saat menyusu padaku, masih sering tersengal-sengal, bibirnya berwarna ungu kebiruan, dan masih ada stopper  di lengannya untuk memasukkan anti biotik. Buah hatiku tidak bisa pulang bersamaku, dia harus di rawat selama paling lama 5 hari perawatan karena infeksi air ketuban yang hijau lumpur. Dengan teganya aku meninggalkannya di RS selama satu hari. Entah apa yang ada di pikiranku waktu itu, kenapa bisa ada pikiran untuk meninggalkannya di sana..? Ya Allah aku sangat menyesal, sungguh sangat menyesal. Hari kamis sore aku pulang tanpa putri ku. Suster meyakinkanku putriku bisa pulang hari sabtu. “ putri kecil ibu, maafkan ibu ya nak…karena harus pulang lebih dulu.”
Kamis malam. Hati dan pikiranku tidak tenang, apalagi saat suamiku memecahkan celengan dari gerabah, firasatku tidak enak, air mataku menetes, tapi tidak tahu kenapa, sangat sedih yang kurasa. Aku langsung menelpon ke RS, aku menelpon temanku yang bekerja di RS tempat putriku di rawat, dia bilang putri ku baik-baik saja, tadi sudah di jenguk. agak sedikit berkurang khawatir yang kurasakan, tapi hati ini dan pikiran tetap tidak tenang. Setiap berapa jam sekali aku telpon, menanyakan putriku..hanya untuk menanyakan keadaannya. Dan untuk membuat hati ini tenang.
Hari sabtu yang di tunggu-tunggu olehku dan keluargaku, buah hatiku pulang kerumah. Aku persiapkan segala keperluan dan perlengkapannya, seperti tempat tidurnya sudah aku pasang, baju-bajunya sudah aku rapihkan, bak mandinya sudah aku cuci, agar nanti bisa langsung siap dipakai. Segalanya telah aku siapkan. Aku menunggu detik-detik waktu yang bejalan amat lambat. Suamiku dan ibuku ke RS, untuk menjemput putriku, aku menunggu di rumah karena jahitanku masih basah dan terasa sakit, aku di rumah bersiap untuk menyambutnya.. berkali-kali aku hubungi suamiku, kenap ia lama sekali, kenapa tidak pulang-pulang. “ yah, gimana udah selesai belum, kok belum pulang?” Suami ku hanya menjawab “ Dokternya belum Visite”.
Siang itu, “ya Allahhhh…..Ya Rabb…Kenapa ya Allah….kenapa Ya Allah…kenapa…???”
Hatiku hancur, dunia terasa mau runtuh, hatiku sakit, pedih, ya Rabb…buah hatiku tidak bisa pulang. Putri ku di diagnose ada kelainan congenital, aku tidak sanggup menghadapi itu semua hanya tangis dan air mata yang terus mengalir tanpa henti. Aku harus menerima kenyataan, yang tidak pernah aku bayangkan sebelumnya, dan tidak pernah aku ingin bayangkan, aku harus menerima kenyataan kalau putri ku sakit jantung, dan untuk memastikan itu putriku harus di ECHO di Rs Pusat Jantung Nasional di Jakarta. Tapi perjalanan kami tertunda, kami tidak  bisa membawanya langsung ke sana, karena Sabtu dan Minggu libur.
Aku berharap diagnosa sementara dokter salah, tidak benar, aku berharap buah hatiku tidak sakit jantungnya. Setiap kali aku memeluknya dan mendekapnya untuk minum ASI, air mataku selalu mengalir, aku harus menerima kenyataan pahit ini. Aku tidak sanggup membayangkan hidup putriku, buah hatiku harus berbeda dengan anak-anak lain, dia berbeda, dia dengan sakit yang dideritanya.” ya Allah…kenapa ini menimpa pada putriku ? apakah aku sanggup menerima ujian dan cobaan dari Mu ya Allah…? Aku tidak sanggup Ya Allah…tolong aku ya Allah…apa yang harus aku lakukan..???aku tahu aku hamba Mu yang penuh dosa, aku tahu aku bukan hambamu yang taat, tapi aku mohon pada Mu ya Rabb, jangan uji aku dengan ujian yang sangat berat ini ya Allah, teramat berat dan menyakitkan ya Allah, sanggupkah aku ya Allah??? Kenapa Ya Allah, apa yang Engkau inginkan dari ku, apa yang Engkau rencanakan untuku? Kenapa harus putriku ya Allah…kenapa ya Allah? Kenapa????”
Hari itupun tiba, hari dimana putriku harus di ECHO, Ya Rabb…aku menunggu keajaiban, aku menunggu hasilnya, ku mohon ya Allah, jangan biarkan putri kami sakit jantung…ku mohon Ya Allah….
“ Bapak punya asuransi tidak? Punya jaminan kesehatan? Bapak PNS bukan?”
“Kenapa dokter bertanya seperti itu pada suamiku? Ada apa? Apa hasilnya?
Ya Allah…inikah jalan takdirku, inikah jalan hidupku? Inikah takdir dan ketentuan yang harus aku jalani dalam hidupku, apa aku tidak bisa melewatinya, tanpa harus menjalaninya? Ya Allah, apa rencana Mu di balik ini semua, apa rencana Mu dibalik kenyataan pahit ini? Ya Allah, kenapa putriku,k enapa harus putriku, kenapa ia harus sakit, kenapa ia harus sakit jantung bawaan ? Kenapa ya Allah…kenapa Engkau berikan cobaan yang sangat berat ini padaku dan pada putriku ya Allah? Ia tidak berdosa Ya Allah…Ia suci ya Allah, kenapa harus sakit seberat ini???”
Ya, putriku sakit jantung bawaan, pembuluh darah dari paru-paru ke jantung mengalami penyempitan, jantungnya tidak punya sekat, jadi darah bersih dan darah kotor bercampur di jantungnya. Kadar asam dalam darahnya rendah, ia sempat kritis setelah di bawa ke RS.Pusat Jantung Nasional di Jakarta, ia di berikan nafas buatan, sudah di coba dilakukan intubasi, tubuhnya seperti adonan roti di balik sana dibalik sini, di miringkan ke kanan ke kiri.  Saturasinya mencapai 20%, sangat rendah dan sangat kritis. “Ya Allah, selalu dan setiap saat ku berdoa pada Mu agar Engkau memberikan perlindungan kepadanya, memberikan mukjizat Mu pada putriku, selamatkanlah putriku ya Allah yang Maha pemberi keselamatan, ya Allah yang Maha Pengasih, ya Allah, yang Maha Menyembuhkan, kumohon sembuhkanlah putriku ya Allah. Berikan  kekuatan padanya  ya Allah…Aku mohon pada mu ya Rabb…”


**Ku bisikan doa hanya untukmu
Sayangku,
Malam ini, saat tak ada yang bisa
Kulakukan selain terdiam di sampingmu
Memohon serpih-serpih keberanian dari-Nya,
Agar mampu ku pandang wajahmu,
Meminta pancang-pancang kekuatan kepada_nya,
Karena peluk dan belaiku
Rasanya tak cukup untuk menguatkanmu…
Seandainya bisa untuk sebuah kesempatan,
Agar bisa ku saksikan fase dan episode kehidupanmu kelak.
Disetiap detik dan hari yang ku miliki,
mensyukuri senyum yang masih bisa ku nikmati
meski perih…
ku bisikan doa hanya untuk mu,
sayangku,..
Berharap dia akan menyelimuti kita berdua,
Dengan kelapangan jiwa
Untuk menerima adanya,
Senantiasa
Karena kita seutuhnya adalah
milik –Nya…**

                                                                        **(Puisi dari sahabat : Wie)
Satu minggu sudah usianya, Alhamduliiah ya Allah, Engkau masih memberinya umur panjang, Engkau telah memberinya kekuatan untuk bertahan hidup. rencananya usia ke sepuluh Ia akan menjalani operasi pertamanya (PDA) bt-shunt. Ya Allah lancarkanlah operasinya. Selamatkanlah ia ya Allah. Resiko terburuk mungkin saja terjadi, pendarahan hebat, yang akhirnya….aku tidak sanggup mengatakannya.
Operasi pertamanya sudah selesai, masih ada 1atau 2 operasi lagi nanti.. ya Allah, satu minggu setelah operasi, kenapa justru kondisinya sering ngedrop, ada apa sebenanarnya, bagaimana hasil operasinya, apa ada yang salah, ada apa, ??  Hari-hari di Rumah Sakit terasa amat membuat hati sangat berputus asa, tapi selalu dan setiap saat suamiku, ayah ibuku, saudaraku, teman-temanku kembali membangkitkan semangatku. Aku harus kuat demi buah hatiku.
Operasi ke dua, tapi bukan operasi yang di rencanakan. Melainkan operasi legasi PDA (pengikatan PDA) karena PDA yang di pasang ternyata tidak bisa menutup dengan sendirinya (sejauh ini itu yang aku tangkap dari penjelasan dokter bedahnya). Akhirnya, putriku harus di operasi ulang, untuk melegasi PDAnya. Ya Allahhhh….kuatkanlah aku,suamiku, dan terutama putri kami ya Allah.
Alhamdulilah, operasi legasi membuahkan hasil, kondisinya semakin membaik, saturasinya stabil, kondisinya pun stabil, ventilator yang di pasang di mulutnya selama 22 hari pun mulai dilepas, ia mulai bernafas sendiri tanpa di bantu dengan alat.Y a Allah…terimakasih….
ICU, 22 hari putriku di ruangan ICU, Ya Allah, kini ia di ruang intermediate, aku sudah bisa menemaninya setiap saat, tidak seperti saat ia ada di ruang ICU, aku hanya bisa melihatnya dan menemaninya 1,5 jam, yakni jam 17.00 s/d 18.30.  hampir 24 jam aku dan suamiku menunggu dengan harap-harap cemas,di lobi RS, sedangkan dia ada di ICU lantai 8. Aku dan suamiku  menunggu dengan penuh harapan dan doa pada Allah untuk kesembuhan putri kami.

Bersinar kau bagai mentari,
Yang selalu beriku penerangan
Kau lah Aqila, cinta kasihku
Kau bagai matahari yang selalu bersinar
Sinari hidupku dengan kehangatanmu.
betapa kau sangat berarti, dan bagiku kau takan pernah terganti.

Lagu ini, lagu Haddad alwi feat Farhan, aku ubah sedikit syairnya, untuk menimang-nimang Aqila putri ku, maaf tanpa persetujuan. Syair ini mungkin dapat menggambarkan betapa sayangnya aku pada putriku..dialah buah hatiku, cinta kasihku, amanah Allah, karunia Allah, yang begitu sangat berharga dan berarti dalam hidupku, yang selalu memberikan kehangatan dan kebahagiaan dalam hati dan hidupku.
Berbagai hikmah telah aku dapatkan dari ujian dan cobaan yang telah Engkau berikan untuk ku dan suami ku juga keluarga ku. Rezki yang Engkau berikan di balik musibah ujian dan cobaan yang Engkau berikan pada ku, suamiku dan keluargaku. Ya Allah, nikmat Mu, berupa amanah seorang putri kecil kami, mengantarkan kami memperoleh rezki yang begitu berlimpah, Engkau berikan kepada kami kesempatan untuk membangun rumah, dan yang lebih sangat luar biasa Engkau berikan kesempatan kepada kami untuk mengunjungi Baitullah, Alhamdulillah, insya Allah dengan izin Mu ya Allah, kami akan penuhi panggilan Mu, ke Baitullah.

Ya Allah,,,,
Ketika ku mohon kepada Mu kekuatan,
Allah yang Maha Kuat memberiku kesulitan agar aku menjadi kuat
Ketika aku memohon kepada Allah kebijaksanaan,
Allah yang Maha Bijaksana memberiku masalah untuk ku pecahkan
Ketika ku mohon kepada Allah keberanian,
Allah yang Maha perkasa memberiku kondisi bahaya untuk ku atasi
Ketika ku mohon kepada Allah bantuan,
Allah yang Maha penolong memberiku kesempatan

Aku tak pernah menerima apa yang ku pinta,
Tapi aku menerima apa yang aku butuhkan

Doaku terjawab sudah !
Alhamdulillah

Kutipan ini aku baca dari sebuah buku ’DZIKIR DAN DOA’ yang pernah di berikan temanku ‘Yupz, Allah, tidak memberikan apa yang aku minta, tapi Allah memberiku apa yang aku butuhkan.

La tahzan… sesungghnya Allah berlari saat kita berjalan mendekati NYa.
La tahzan…sesungguhnya pertolongan Allah sangatlah dekat,
La tahzan…, sesudah kesulitan ada kemudahan
La tahzan…, Allah bersama orang-orang yang sabar
La tahzan,… Allah bersama ku







Satu bulan, putri kecilku di rawat di RS Jantung Nasional di Jakarta. Harap cemas selalu menyelimuti kami yang menunggu nya di lobi bawah, berharap keajaiban, mukjizat, dan pertolongan Allah beserta putri kami tercinta. Saat jam kunjung pasien, kami gubakan untuk menjenguknya di ICU, kami selalu membacakan shalawat nabi, agar ia tahu bahwa kami selalu ada untuknya, agar ia tahu, ia tak sendiri insyaallah, Allah dan Rasul dan para Malaikatnya menjaganya selalu. Kami bertawasul kepada Rasul, dan berdoa kepada Sang Pemilik Jiwa dan Raga, kepada Sang Khaliq, Dialah Allah.
Berulang kali hati terasa hancur lantah, kembali aku merasa sangat terpuruk, sangat lemah, sangat berputus asa. Saat tak ada lagi air mata yang jatuh di pipiku, saat itulah, aku menyadari betapa aku telah larut dalam kesedihanku. Betapa air mataku telah kering. Semua yang aku impikan selama ini, semua yang aku harapkan selama ini, tak lagi akan menjadi kenyataan.
Kenyataan begitu pahit yang ku rasakan, semua begitu menyakitkan, semua begitu teramat menyesakkan dada. Saat aku hampir kehilangan separuh nyawaku, separuh hidupku, separuh jiwaku, buah hatiku. Tuhan begitu teramat memberikan peringatan, musibah, ujian, kepada ku. Tuhan begitu terramat ingin aku merasakan bagaimana kehilangan, hampir kehilangan sesuatu yang belum pernah dan belum sempat aku miliki. Tuhan begitu ingin memberikan peringatan berupa musibah, berupa ujian, yang mungkin tak sanggup aku bayangkan.
Inilah jerit hatiku, curahan hati untuk Mu Tuhan….
“ Tuhan, apakah Engkau membenci ku ?
Tuhan, apakah Engkau marah pada ku ?
Tuhan, apakah Engkau justru mencintai ku, melebihi cintaku pada Mu ?
Tuhan, jawab aku, berikan aku penjelasan, berikan aku jawaban dari semua pertanyaan ku pada Mu, berikan aku jawaban dari semua peringatan, musibah, dan ujian yang Engkau beri untuk Ku….
Kenapa Engkau timpakan ini semua padaku ?
Kenapa Engkau beri ujian seberat ini ?
Kenapa Engkau tidak adil dengan takdir ku ?
Engkau pun tahu, betapa aku menderita dalam perjalanan hidupku selama ini, Engkau pun tahu betapa aku susah payah terus berjuang, dan terus berusaha bangkit dari keterpurukan hatiku sepanjang perjalanan hidupku hingga saat ini,  dan tak ada yang mengalami hal serupa denganku.
Tak ada yang tahu Tuhan, tak ada yang tahu betapa terguncangnya pikiran, hati dan jiwaku.
Tuhan, betapa aku ingin berteriak marah, betapa aku ingin protes, betapa aku sangat lemah, betapa imanku sangat lemah,
tapi Engkau justru memberikan peringatan, musibah dan ujian seberat ini, untuk aku jalani dan hadapi.kenapa Tuhan….kenapaaaaaaaaaaaaaaaaa!!!!!!!!!!!????????

Tuhan, ingin aku memeluk Mu, ingin aku menangis dalam dekapan pelukan Mu, ingin aku jatuh dalam peluk cinta Mu.
Tuhan Engkau tentu tahu, betapa berat kehidupan yang aku jalani.
Tuhan, demi Zat yang Maha Kuasa, demi Zat yang Maha Shabur, berikan aku kekuatan kesabaran.
Aku tahu, betapapun aku meminta kepada Mu, engkau justru memberikan hal sebaliknya untukku.
Apakah Engkau tahu aku sanggup ?
Apakah aku sanggup Tuhan ?
Aku minta pada Mu kesabaran,
Engkau beri aku cobaan,
Aku minta pada Mu kekuatan,
Engkau beri aku kesulitan untuk ku hadapi,
Aku minta pada Mu kebijaksanaan,
Engkau beri masalah untuk aku pecahkan.
Ya Tuhan, inikah cara Mu menjawab doa ku ?
Inikah cara Mu, mengabulkan doa ku ?
Ya Tuhan, inikah cara MU, inikah cara ‘Tangan’ Mu menuliskan takdir MU untuk kku ????
Kenapa aku, tidak bisa menerimanya ?
Kenapa akal pikiran yang Engkau anugerahkan tidak mau mengerti bagaimana Engkau bertindak,,???
Ya Tuhan, ajari aku,
Ajarilah aku Tuhan untuk dapat mengerti sign Mu,
Ajari aku untuk dapat mengerti cara Mu yang indah menjawab dan mengabulkan doa ku,
Ajari aku untuk tetap bersabar, menunggu keajaiban Tangan Mu yang bekerja dalam takdirku.
Ajari aku Tuhan, untuk dapat memahami Engkau, Tuhan yang tidak ada mahluk yang menyerupai diri Mu.
Ajari aku Tuhan,
Ajari aku untuk memahami bahwa Engkau dekat, bahwa Engkau begitu sangat mencintaiku. Engkau begitu sangat melindungi ku, Engkau begitu sangat percaya padaku, bahwa aku sanggup menjalani gores takdir dalam kitab lauh mahfuzh Mu.
Ya Tuhan yang Maha Lapang, Lapangkanlah hati ini, hati yang hanya Engkau yang memiliki, hati yang hanya engkau sanggup mengendalikannya, sesungguhnya aku adalah hamba Mu yang lemah.
Ya Tuhan, yang Maha membolak balikan hati, tetapkan lah hati ini untuk tetap mengikuti Dien Mu, tetapkan lah hatiku untuk tetap memegang teguh tali agama Mu yang telah di bawa oleh Rasul Mu yang Engkau pilih, oleh Rasul Mu yang Maksum, Agama yang telah Engkau sempurnakan.
Ya Tuhanku, jangan biarkan aku tersesat, sesat dalam kebuntuan hati dan pikiran ini.
Ya Tuhan ku, jangan Engkau tinggal kan aku. Dan jangan biarkan aku pergi dan berlalu dari Mu, walau satu, setengah, seperempat langkah pun  dari Mu.
Ya Tuhan, biarkan kegundahan hati ini, kepiluan takdir ini, terobati dengan harapanku, pertemuan terindah dengan Mu dan Rasul Mu Muhammad SAW.
Ya Tuhan Yang Maha Lembut, biarkan hati ini menjadi lembut menyikapi ujian yang ada di hidupku, yang Engkau takdirkan untuk ku. Agar aku sanggup melihat betapa indahnya, betapa mengagumkannya Engkau, dalam memintal, memilin, menyambungkan benang merah kehidupan. “

** Oooh, Allah…
You are here and You’re always near.
And now, I know without a doubt
That You always and always hear my prayer

Oooh, Allah…
So many bright stars in the sky,
And how I can so be blind
To all the sign so clear.**

Please forgive me,,ooh Allah…
And I know You always in my side.
                                                                                                            **(maher Zain’s song)


“Aqila sayang, subhanallah, Allah kabulkan doa ibu nak….Aqila sembuh sayang, aqila boleh pulang nak…boleh pulang ke rumah ibu nak…”
Alhamdulillah, putriku sudah diperbolehkan pulang, putriku sudah sembuh, walau harus tiap bulan kontrol keadaannya ke RS jantung di Jakarta. Akhirnya aku bisa memeluknya dengan leluasa, tanpa selang infus, tanpa alat-alat yang di pasang di tubuhnya, aku bisa membawanya pulang ke rumah, seperti seorang ibu yang membawa pulang bayinya dari rumah sakit setelah melahirkan. Walau berbeda, tapi bahagia menyelimuti hati dan jiwa ini. Putriku Aqila, yang kami beri nama di Rumah Sakit ’Aqila Auliani Kurnia’
            Hari demi hari, hulan demi bulan kami lalui, dengan buah hati kami, terlihat memang perbedaannya pertumbuhan dan perkembangannya. Anak dengan kelainan jantung, tumbuh kembangya akan lebih lambat disbanding dengan anak dalam kondisi kesehatan yang normal. Sampai usia putri kami 6 bulan ia belum bisa tengkurap, sedangkan anak lainnya sudah bisa tengkurap. Usia 8 bulan baru bisa tengkurap dan mengangkat kepalanya. Usia 9 bulan baru bisa duduk, itu pun kami dudukan. Pertambahan berat badannya juga berbeda, tapi putriku jarang sakit, putriku gembil, tidak seperti anak dengan kelainan jantung yang lain, yang kurus, putri ku masih dalam batas normal berat badannya. Putri ku luar biasa, luar biasa kuat.
Setiap hari, setiap jam, setiap menit, setiap detik, aku dan suamiku selalu berdoa untuk kesembuhannya, kesembuahn putri kecil kami, Aqila. Setiap malam ayahnya selalu bertahajud, memohon dan menangis kepada Allah, untuk kesembuhannya. Sampai hari itu tiba, stelah ayahnya shalat tahajud, malam itu…malam terakhir kami dengannya.
Aqila demam dari sore hari, sudah aku bersi penurun panas, aku pantau dia sampai tengah malam,panasnya turun. Dini hari sekitar pukul 02.30 wib, ia merintih dan badannya bergetar,badannya tidak panas. Entah apa yang terjadi, ya Allah…..
Aqila sayang…wallahi, ibu sangat meyayangimu. Aqila tahu sayang?
Aqila…begitu banyak harapan-harapan ibu untuk mu nak,,,,ibu terus berharap dan berdo smoga Allah memberikan sentuhan keajaiban Tangan Nya untuk membuat mu sehat, untuk membuatmu bahagia, sentuhan tangann Nya yang mampu membuat semua fungsi organ tubuhnya sempurna tanpa harus melakukan pembedahan atau open heart.
Aqila sayang…kau lah inspirasi ibu, kau lah kekuatan ibu, kau lah semangat ibu, yang telah Allah anugerahkan untuk ibu. Aqila, ibu ingin kamu mengerti, betapapun ibu pernah marah, ketahuilah bahwa ibu tak penah marah pada mu, ketahuilah ibu ingin yang terbaik untuk mu.
Aqila, hari itu tanpa ibu ketahui, tapi semua mahluk yang ada di dunia ini mengetahui, bahwa itu adalah hari terakhir mu di pelukan ibu, hari terakhir kita bersama, hari terakhir ibu melihat senyum mu.
Maafkan ibu yang begitu bodoh dan lalai menjaga mu nak, maafkan ibu tidak bisa membuatmu nyaman bersama ibu.
Kepergianmu begitu cepat, hanya sekejap mata terasa. Ibu begitu teramat sangat sdih, ibu kehilanganmu kehilangan anugerah, kehilangan seorang putri yang teramat sangat cantik, yang teramat sangat ibu sayang.Ibu tidak ingin menerima kenyataan pahit ini.
“Ya Allah…..
Ingin mencurahkan perasaan hatiku  dan menumpahkan segala emosi yang menyesakkan dadaku selama ini.  Engkau begitu sangat ………entah apa yang harus aku katakan,ujiankah ataukah azab Mu ???
Ya RAbb, sesungguhnya aku begitu lemah, aku takut kehilangan arah, aku takut tersesat, aku takut lemah larut dalam duka dan kesedihan yang tiada berujung.
Ya Rabb, aku ingin ikhlas dengan segala yang Engkau takdirkan untukku, sungguh aku ingin menjadi hamba Mu yang Engkau cintai, sebagaimana Engkau mencintai hamba Mu yang soleh dan bertakwa.
Sungguh aku merasa jauh dari ketakwaan, sungguh aku merasa takut tidak mampu mencapai derajat itu,
Ya Rabb, ujian ataukah musibah yang menimpaku,????begitu berat ku rasakan
Ya Rabb,,,,
inna lillahi wa inna ilaihi roji’un.
Aku kembalikan kepada Mu, karena hanya kepada Engkaulah segala berpulang,
Begitu juga dengan putri tercinta ku, putri ku yang paling aku cintai, putriku yang hebat, putri ku yang kuat, putri ku yang luar biasa, yang Engkau anugerahkan kepada ku dan suamiku.
Putri ku yang telah Engkau ambil  kembali dari peluk dan dekapku.
Ya Rabb,
 aku hanya bisa berpasrah atas ujian atau mungkin musibah yang Engkau takdirkan untukku, aku tak tahu harus bagaimana lagi, aku begitu ingin menangis dan menjerit sekencang yang aku sanggup.
ya Rabb,
suamiku terkasih, tercinta, tersayang, berkata padaku, bahwa aku harus mengisi lembar ujian dari Mu, bukan merobek atau malah meninggalkan lembar ujian dari Mu,  lalu  apa yang harus aku isi di lembar ujian Mu ya Allah? Jawaban apa yang harus aku goreskan di lembar ujian mu yang begitu dahsyat yang yang begitu luar biasa kurasakan dalam hidupku, dalam perjalananku seumur hidupku???????
Ya rabb,
Engkau tahu betapa payahnya diri dan hati ini, Engkau pun tahu betapa lemahnya aku, ya Allah…
Berharap pancang-pancang kekuatan engkau tegakkan dan kokohkan untuk ku dan suami ku.
Ya Allah, ya Rabb….aku berpasrah pada Mu, aku serahkan kembali pada Mu, tiada daya dan upaya dan pertolongan selain daya dan pertolongan dari Mu.
Ya Rabb,.
Terasa sangat lemah kurasakan hati ini.
Aku lelah, tapi berikan aku kekuatan menjalani takdirmu dan garis takdir Mu.
Beri aku kekuatan dan kesabaran, jadikanlah sabar dan solat sebagai penolongku, pertolongan dari Mu.
Aku ingin menangis di dekap Mu, aku ingin menangis di pangkuan Mu, ya Allah….
Ya Allaaaaahhhh……………………
Ya Allah, ku mohon pada Mu, ya Allah yang Maha kuasa, perkenankanlah dan sampaikanlah permohonan maafku pada putriku tercinta, pada putri ku yang hebat, pada putri ku yang luar biasa, karena aku tidak sanggup, tidak mampu dan lalai menjaganya.
Aku terlena dengan kesehatan yang Engkau beri untuknya, aku lengah, tolong sampaikan permohonan maafku padanya ya Allah, sampaikanlah betapa aku sangat menyayangi putri ku tercinta, aku menyayanginya ya Allah….
Aku sangat mencintainya..
Aku sangat merindukannya, aku merindukan gelak tawanya, aku merindukan tangisannya, aku merindukan kemanjaannya, aku merindukan pelukannya, dan aku merindukan mendekap dan membelainya…..
Aku ibumu yang selalu menyayangimu, aku ibu mu hanya bisa berdoa pada Allah, agar Allah membukakan pintu maafmu untuk ibu nak.
Selamanya, ibu merasa bersalah pada mu..
selamanya ibu menyayangi mu…”

Ya Allah….berikanlah aku kekuatan dan kesabaran, menjalani takdir yang telah Engkau goreskan dalam kitab lauh mahfuz Mu.

**Ajari aku ya Allah,
Ya Allah, ajarilah aku untuk terus tersenyum
Saat dunia tak lagi tersenyum padaku,
Ya Allah, ajari aku untuk terus bertahan,
Saat aral melintang di depan mata,
Ajari aku ya Allah,
Ya Allah, ajari aku untuk tetap terus bersyukur pada Mu
Saat semua yang Kau beri, Engkau ambil kembali,
Karena semua adalah milik Mu,
Semua akan kembali pada Mu,
Ajari aku Ya Allah,
Ajari aku untuk tetap bersabar,
Bahkan ketika kematian ada di depan mata,
Tuhan ajari lah aku,
Jangan tinggalkan aku, bahkan ketika aku
Melangkah, satu langkah meninggalkan Mu.**
                                                                                                            **(NN kata mutiara)

Sepenggal kisah untuk Aqila,mengenang  kisah cinta untuk buah hati kami, yang telah mendahului kami menemui Sang Khaliq, Sang Pemilik segala Alam beserta isinya.
Inspirasi, dan motivator kehidupan kami, Allah tahu yang terbaik untuk kami, dan khususnya Aqila, buah hati kami yang sangat kami cintai. Wallahi, demi Zat Yang Maha Agung, demi Zat Pemilik Cinta terbesar.  Ayah dan Ibu sayang dedek, sayang Aqila. Tapi Allah lebih sayang dedek.
Ibu Rindu, rindu serindu-rindunya, hanya bisa berdoa pada Allah, agar Ia menyatukan kita nanti di Surga Nya.
Semoga kisah ini, dapat memberikan motivasi, bagi kita yang di berikan ujian oleh Tuhan, bahwa Tuhan tidak pernah memberikan ujian, di luar batas kemampuan kita. Tuhan tidak pernah tidak mengabulkan doa kita, Tuhan selalu mendengar doa kita, Tuhan memberikan apa yang kita butuhkan, bukan apa yang kita minta, Tuhan tahu yang terbaik untuk kita, Ia Maha Tahu atas segala nya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar